Apa Itu Kesenian Badawang? Ini Dia Sejarah Lengkap dan Pelestarianya Saat Ini

Membahas tentang kesenian di Indonesia selalu saja menarik. Ini karena negara kita memiliki beragam suku dan budaya yang berperan penting dalam lahirnya sebuah kesenian. Seperti kesenian Badawang yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat ini. 

 

Baca juga : Seru-Seruan di Wisata ATV Lembang

 

Pernahkah Anda mendengar tentang kesenian Badawang? Yuk, cari tahu lebih dalam melalui ulasan lengkap berikut!

Apa Itu Kesenian Badawang?

Foto oleh @radio_rancaekek

Badawang memiliki nama lain yaitu kesenian “Lingkung Seni Tumaritis” yang lahir dan berkembang di Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung pada tanggal 20 Mei 1961. Pendirinya adalah E. Rachmat dan Rumsadi yang kala itu menjabat sebagai Lurah Sekar.

Wujud dari kesenian Badawang sendiri mirip dengan ondel-ondel ala Betawi, yaitu boneka berukuran besar dengan beragam pakaian sesuai dengan peran yang dimainkan. Ada Badawang yang berperan sebagai orang kaya, orang asing, militer, hingga bangsawan.

Kesenian ini biasanya ditampilkan di berbagai Helaran atau upacara adat di Jawa Barat misalnya pernikahan hingga khitanan. Selain itu, Badawang juga menjadi bagian dari upacara hari besar di pemerintah kecamatan, kabupaten, propinsi, dan nasional yang diselenggarakan di Jawa Barat.

Sejarah Munculnya Kesenian Badawang

 

Foto oleh @funpict_id

Kemunculan kesenian Badawang menyimpan keunikan tersendiri, dimulai dari istilah Badawang itu sendiri. Badawang juga sering disebut sebagai seni Memeniran, dimana di dalamnya terdapat kata “Meneer” yang mengacu pada sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.

Berangkat dari sejarah tersebut, ada yang mengartikan Badawang sebagai boneka yang berbentuk berukuran seperti seorang pria. Namun dalam bahasa Sunda, Badawang berarti sosok manusia yang tinggi besar. Jika menggabungkan kedua hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Badawang adalah sebuah kesenian yang mencoba meniru atau mewujudkan sosok “meneer” Belanda yang memiliki badan tinggi besar.

Oleh karena itulah Badawang sebenarnya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, namun tanggal peresmian munculnya kesenian ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-53 pada tahun 1961.

Pelestarian Kesenian Badawang Saat Ini

Foto oleh @bayuyanuarakbar

Pada awalnya kesenian Badawang tersebar luas hingga ke seluruh daerah di Jawa Barat. Namun kini perkembangannya terpusat di Kabupaten Garut, Sumedang, dan Bandung. Jika dulu Badawang hanya diarak saja, kini kesenian tersebut tampil lebih atraktif dengan berbagai gerakan, mulai dari berjoget, menari, bersorak, melambaikan tangan, hingga gestur yang menunjukkan sedang berbicara.

Memainkan kesenian Badawang sendiri bukan pekerjaan mudah karena karena perlengkapan yang terbilang berat. Kepala Badawang sendiri bisa berbobot sekitar 30 kilogram. Sementara kerangka tubuhnya terbuat dari bahan bambu, rotan, besi plat, dan plastik. Oleh karena tidak semua orang bisa memainkan gerakan dengan kostum ini.

Biasanya pemain Badawang adalah seolah pria muda di atas 20 tahun yang pemilik badan kuat. Satu pertunjukan kesenian Badawang bisa melibatkan 4 sampai 9 orang pemain. Tidak hanya kuat menyangga kostumnya saja, pemain Badawang juga harus mampu menguasai karakter dari peran yang mereka mainkan untuk menghasilkan pertunjukan yang menarik bagi para penonton.

WhatsApp chat