Sanghyang Heuleut & Pesonanya yang Menawan

Pesona keindahan alam Bandung membuatnya jadi tujuan favorit untuk mengisi waktu liburan bersama keluarga, sahabat, dan orang-orang tercinta. Ada satu tempat lagi yang layak masuk ke dalam daftar destinasi wisata Bandung untuk dikunjungi, yaitu Sanghyang Heuleut. Konon, tempat ini bahkan sudah ada sejak zaman purbakala lho!

 

Baca juga : Kampung Singkur, Wisata Alam Keluarga Seru di Pangalengan

 

Yuk, simak ulasan lengkap tentang keunikan Sanghyang Heuleut!

Indahnya Sanghyang Heuleut

Foto oleh @adiputramar_

Sanghyang Heuleut adalah sebuah danau yang mengalir di atas aliran sungai Citarum purba, menampilkan susunan batu-batu purba yang bisa dilihat secara langsung. Menariknya, banyak penduduk setempat yang meyakini bahwa tempat ini adalah tempat yang digunakan oleh para bidadari untuk mandi, sebagaimana cerita rakyat yang tersebar di tanah Sunda.

Asal usul nama Sanghyang Heuleut sendiri terdiri dari dua kata, yaitu “Sanghyang” yang berarti tempat suci, dan “Heuleut” yang berarti selang atau waktu. Di kawasan ini, terdapat tiga Sanghyang yang memiliki pesona dan fungsi yang berbeda, serta dikelilingi oleh mitos-mitos menarik yang telah menjadi bagian dari budaya setempat.

Selain Sanghyang Heuleut, terdapat juga Sanghyang Tikoro yang artinya kerongkongan. Konon, Sanghyang Tikoro adalah tempat yang misterius yang menjadi hilangnya air danau purba Bandung. Tempat ini memiliki aliran air yang masuk ke dalam sebuah tempat gelap, seperti sebuah kerongkongan atau goa yang menarik untuk dijelajahi. Menurut cerita sesepuh desa, tempat ini adalah cikal bakal terbentuknya kota Bandung.

Foto oleh @_kopites_man

Sanghyang Tikoro berlokasi dekat dengan PLTA dan dapat diakses melalui tangga yang disediakan. Di pelataran goa, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan indah Sanghyang Tikoro, meskipun tempat ini tersembunyi sedikit dari pandangan. Di antara goa-goa ini, terdapat dua tebing tinggi yang menghalangi genangan dari gunung purba, yaitu Pasir Kiara dengan ketinggian 732 mdpl, dan Puncak Larang dengan ketinggian 850 mdpl.

Selain itu, ada juga Sanghyang Poek, sebuah goa purbakala di Bandung yang memikat dengan pemandangan di dalamnya. Goa ini memiliki aliran sungai yang tenang dan stabil, dengan hiasan batu-batu besar yang indah. Meskipun tracknya menyenangkan, pengunjung harus berhati-hati karena bebatuan yang miring dan berdiri.

Di sekitar kawasan ini, terdapat berbagai warung yang menyediakan kebutuhan pengunjung, jadi tidak perlu khawatir kehabisan persediaan. Harganya juga bersahabat kok!

Disarankan untuk mengunjungi kawasan ini selama musim kemarau atau musim pancaroba. Saat musim hujan, air di kawasan ini akan keruh, dan akses jalan mungkin licin dan sulit. Waktu terbaik untuk mengunjungi adalah pagi hari menjelang siang karena kawasan ini masih asri dengan banyak pepohonan. Jangan sampai pulang terlambat karena jalanan akan gelap dan berbahaya.

Alamat & rute lokasi

Foto oleh @jilanananda

Lokasi kawasan wisata ini terletak di Rajamandala Kulon, Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta. Perjalanan dari Kota Bandung memerlukan waktu sekitar 1,5 jam. 

Anda dapat memulai perjalanan dengan mengarahkan kendaraan ke Jalan Raya Bandung – Cianjur. Masuk melalui gerbang waduk Saguling di sebelah kiri jalan yang berliku-liku. Setelah melewati Sanghyang Tikoro, Anda akan menemukan gerbang masuk ke Sanghyang Heuleut, dilengkapi dengan pos dan warung sebagai titik awal perjalanan. Dari titik tersebut, Anda bisa mulai berjalan kaki selama dua jam untuk sampai ke titik wisatanya.

Harga masuk

Foto oleh @della.fz

Jadi, apa Anda tertarik untuk berkunjung ke Sanghyang Heuleut? Tiket masuk ke kawasan ini sangat terjangkau, hanya seharga Rp 10 ribu. Biaya parkir motor sebesar 5 ribu dan mobil sebesar Rp 10 ribu. Harga ini sebanding dengan pengalaman yang akan Anda dapatkan saat berpetualang di tempat ini.

Jika Anda memerlukan pemandu selama kunjungan, warga setempat menyediakan layanan tersebut dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, tergantung pada kesepakatan. Pemandu ini akan membantu Anda menjelajahi setiap sudut Sanghyang Heuleut.

Jika Anda ingin berenang di danau Sanghyang tetapi tidak bisa berenang, Anda dapat menyewa pelampung dengan biaya ramah di kantong, yaitu Rp 20 ribu. Menyenangkan sekali aktivitas yang bisa dilakukan bukan?