Seni Ronggeng Gunung, Tarian Sakral Khas Jawa Barat

Jawa Barat punya kekayaan seni yang tidak perlu diragukan lagi. Salah satu yang masih dipertahankan hingga saat ini adalah Ronggeng Gunung, sebuah tari yang berasal dari Pangandaran. Simak ulasan lengkap tentang tarian tersebut dalam artikel berikut!

 

Baca juga  : 7 Senjata Tradisional Jawa Barat yang Menarik untuk Diketahui

 

Definisi Ronggeng Gunung

Sumber: Selasar

Tari Ronggeng Gunung adalah salah satu tarian tradisional khas Jawa Barat yang memiliki ciri khas unik dan menarik. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh seorang penari wanita yang disebut ronggeng. Ronggeng berasal dari kata “renggana” dalam bahasa Sansekerta yang bisa berarti perempuan pujaan hati. Perempuan pujaan yang disebut di sini adalah penari yang dipilih untuk menyambut tamu terhormat dari kalangan bangsawan kerajaan dengan iringan alat musik. Sementara kata gunung dikaitkan dengan daerah perkampungan asal tarian ini yang berada di daerah pegunungan.

Asal Usul Tarian Ronggeng Gunung

Sumber: Selasar

Ada tiga versi tentang asal usul tari Ronggeng Gunung. Pertama adalah kepercayaan bahwa tarian ini diciptakan oleh Raden Sawunggaling. Konon diceritakan bahwa Kerajaan Galuh berada dalam kekacauan akibat serangan musuh, sehingga raja harus mengungsi ke tempat yang aman. Raden Sawunggaling kemudian menyelamatkan sang raja dan dinikahkan dengan sang putri. Ketika Raden Sawunggaling naik takhta, ia menciptakan tarian yang befungsi sebagai penghibur di istana.

Versi kedua adalah tentang putri yang ditinngal mati sang kekasih. Kesedihan ini membuat sang putri terus murung dan menangis siang malam, hingga beberapa pemuda datang untuk menghibur dengan cara menari di sekeliling sang putri. Lama kelamaan, sang putri ikut menari dan menyanyi dengan nada yang sedih. Hal ini dipercaya sebagai dasar gerakan tari Ronggeng Gunung saat ini.

Sementara versi ketiga bercerita tentang putri Prabu Siliwangi yang bernama Dewi Samboja. Konon suami sang putri yang bernama Anggalarang tewas terbunuh oleh bajak laut. Atas kesedihan sang putri, Prabu Siliwangi mengijinkannya untuk balas dendam. Untuk bisa membunuh bajak laut tersebut, Dewi Samboja belajar tari dan menyusup ke dalam kawanan penjahat, sebelum akhirnya berhasil membunuh sang pelaku.

Perkembangan Saat Ini

Dalam perkembangannya, Ronggeng Gunung tidak hanya menjadi hiburan bagi para bangsawan, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa Barat. Tarian ini telah menjadi simbol identitas budaya dan kebanggaan masyarakat setempat. Ronggeng Gunung terus berkembang seiring dengan perubahan zaman, dengan penambahan variasi gerakan, kostum, dan musik yang lebih modern.

Tata Cara & Struktur Tari Ronggeng Gunung

Tarian Ronggeng Gunung memiliki tata cara dan struktur yang khas. Biasanya, tarian ini dimulai dengan gerakan lambat yang memperkenalkan penari dan suasana tarian. Kemudian, ritme musik tradisional yang menggembirakan mulai dimainkan, dan penari melakukan gerakan-gerakan yang enerjik dan berirama. Ronggeng akan berinteraksi dengan penonton, meminta mereka untuk ikut serta dalam tarian.

Struktur tarian ini terdiri dari beberapa bagian, seperti pembukaan, pengenalan karakter penari, pertunjukan utama, dan penutup. Pada bagian pertunjukan utama, penari akan menampilkan gerakan-gerakan yang lebih kompleks dan menarik perhatian penonton. Gerakan-gerakan tersebut sering kali terinspirasi oleh kehidupan sehari-hari, seperti bekerja di ladang, berkebun, atau mengambil air di sungai.

Selain gerakan yang dinamis, kostum penari juga memiliki peran penting dalam Tari Ronggeng Gunung. Biasanya, penari mengenakan pakaian tradisional yang elegan dan warna-warni. Kostum ini terdiri dari kain panjang dengan motif khas Jawa Barat, kebaya, serta hiasan rambut dan aksesoris yang mempercantik penampilan penari.

Tari Ronggeng Gunung juga diiringi oleh musik tradisional yang khas. Alat musik yang sering digunakan antara lain angklung, suling, kendang, dan gamelan. Melodi dan ritme musik tersebut memberikan nuansa yang khas dan mengiringi gerakan penari dengan harmoni.