Jawa Barat memiliki banyak warisan budaya yang sangat khas dan masih dilestarikan sampai saat ini. Salah satunya adalah tarawangsa, yang merupakan alat musik tradisional Sunda. Alat musik Tarawangsa menyimpan banyak cerita menarik yang layak untuk disimak.
Baca juga : Apa Itu Kesenian Badawang? Ini Dia Sejarah Lengkap dan Pelestarianya Saat Ini
Sejarah
Foto oleh @sacredinstruments
Tidak diketahui secara pasti kapan tarawangsa mulai ada di kalangan masyarakat Sunda. Namun kata Tarawangsa dapat ditemukan di sejumlah dokumen dan kitab-kitab lawas yang dibuat pada abad ke-10. Di kitab kuno yang ditemukan di Bali pada abad tersebut, ada kata “trewasa” dan “trewangsah” di dalamnya yang merupakan sebutan lain untuk tarawangsa. Pada saat itu, kesenian sudah hidup di kalangan masyarakat Sunda, Jawa, dan Bali.
Kata tarawangsa juga ditemukan di kitab kuno Sewaka Darma, dimana tarawangsa disebut sebagai alat musik. Tarawangsa adalah pengembangan dari alat musik rebab yang sudah ada di Jawa sekitar abad ke-15 ketika agama Islam mulai berkembang.
Foto oleh @welsasih
Nama tarawangsa sendiri memiliki makna yang cukup dalam. Istilah tersebut merupakan gabungan dari tiga kata: ta, ra, dan wangsa. “Ta” merujuk pada “meta” yang dalam bahasa Sunda artinya pergerakan. “Ra” berasal dari bahasa Arab, yang artinya adalah api agung atau besar atau matahari. Sedangkan “wangsa” adalah sinonim dari kata bangsa.
Secara keseluruhan, tarawangsa memiliki makna manusia yang menempati sebuah wilayah dengan aturan yang mengikat. Bisa juga diartikan sebagai kisah hidup bangsa matahari yang menyambut hasil panen padi karena bergantung pada matahari, sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan.
Cara Bermain
Tarawangsa adalah alat musik yang dimainkan dengan cara digesek. Dalam sebuah pertunjukan, biasanya tarawangsa dimainkan bersama jentreng, alat musik yang dipetik. Bentuk tarawangsa cukup unik karena sangat mirip dengan rebab. Tampilan akhirnya pun biasanya berbeda satu dengan yang lain.
Misalnya seperti tarawangsa Pangguyangan dan tarawangsa Sumedang yang memiliki perbedaan pada panjang leher dan motif ukiran di bagian kepalanya.
Kapan Tarawangsa Ditampilkan?
Foto oleh @selebgram_tatariksa
Sesuai dengan sejarahnya, alat musik tarawangsa merupakan simbol rasa syukur terhadap Tuhan. Pada zaman dulu, alat musik ini dimainkan menjelang dan setelah panen padi. Namun saat ini tarawangsa juga ditampilkan saat ada momen perayaan seperti khitanan, syukuran pembukaan bangunan atau rumah baru, upacara nasional, sampai hari kemerdekaan. Ini karena tarawangsa kini sudah menjelma menjadi kesenian khas Sunda, bukan lagi sekedar alat musik biasa.
Pelestarian Tarawangsa Saat Ini
Meski zaman sudah modern, tarawangsa tidak hilang begitu saja. Masyarakat Sunda masih banyak yang memainkan alat musik ini untuk ditampilkan di momen-momen khusus, sebagai tanda kebanggaan mereka terhadap warisan budaya tersebut.
Kesenian tarawangsa bisa ditemukan di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Tasikmalaya. Di tiap-tiap daerah tersebut ada komunitas kesenian tarawangsa yang memiliki keunikan masing-masing. Tarawangsa di daerah Sumedang, misalnya, tidak dilengkapi dengan vokal. Sedangkan di daerah Tasikmalaya, tarawangsa ditampilkan dengan iringan alat musik lain yaitu calung rantay.