Wisata
Apa Itu Kaulinan Barudak Sunda? Mengenal Permainan Tradisional Jawa Barat
Oct
Sebelum teknologi seperti sekarang berkembang, permainan tradisional anak menjadi favorit yang tak pernah lekang oleh waktu. Di Tanah Sunda, permainan tradisional anak dikenal dengan sebutan kaulinan barudak Sunda. Mungkin sebagian dari Anda masih asing dengan istilah yang satu ini. Yuk, simak ulasan lengkapnya!
Baca juga : Seni Benjang dari Sunda: Sejarah & Asalnya
Apa Itu Kaulinan Barudak Sunda?
Sumber: foto
Kaulinan, yang berarti permainan, berasal dari kata ulin yang artinya bermain. Sedangkan barudak memiliki arti anak-anak. Jadi, secara harfiah, kaulinan barudak Sunda berarti permainan anak-anak khas masyarakat Sunda. Permainan ini telah ada sejak zaman dahulu kala dan masih bertahan hingga saat ini.
Kaulinan barudak Sunda memiliki sejumlah keunikan yang menjadikannya berbeda dari jenis permainan tradisional di daerah lain. Mulai dari nilai kolektif yang memperkuat kebersamaan dalam budaya Sunda hingga memicu kreativitas motorik anak-anak yang memainkannya. Selain itu, salah satu aspek menarik dari kaulinan barudak Sunda adalah penggunaan nyanyian berbahasa Sunda atau kakawihan dalam beberapa jenis permainan. Hal ini memberikan nuansa khas yang membuat permainan Sunda semakin istimewa.
Kaulinan barudak Sunda adalah bagian yang tak terpisahkan dari budaya Sunda dan warisan berharga yang harus dijaga. Meskipun teknologi telah mengubah cara anak-anak bermain, permainan tradisional ini tetap memiliki pesona tersendiri dan berperan dalam membentuk karakter dan kreativitas generasi muda.
Jenis Kaulinan Barudak Sunda yang Mulai Hilang
Sayangnya, sebagian besar permainan tradisional anak seperti kaulinan barudak Sunda mulai menghilang karena tergeser oleh teknologi modern. Namun, kita masih bisa mengenali beberapa jenis kaulinan barudak Sunda yang telah menjadi bagian berharga dari warisan budaya Jawa Barat. Berikut adalah beberapa jenis permainan tersebut:
Sapintrong
Sumber: iNews Jabar
Sapintorng lebih banyak dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini menggunakan alat berupa karet gelang yang dirangkai panjang menyerupai tali. Dalam permainan ini, dua orang memainkan tali karet dengan cara diputar-putar, sementara satu orang lainnya berloncat untuk menghindari tali karet yang berputar. Sapintrong biasanya dimainkan secara bergilir sampai mencapai hitungan putaran tertentu.
Perang Gobang
Berikutnya ada Perang Gobang yang merupakan permainan khusus untuk anak laki-laki. Dalam permainan ini, para pemain menjai pendekar yang bertarung dengan pedang bambu. Pertempuran kedua pemain ini berakhir saat salah satunya terjatuh ke tanah.
Gatrik
Sumber: foto
Sama seperti Perang Gobang, Gatrik juga banyak dimainkan oleh anak laki-laki. Ada 2 buah bambu, yaitu bambu panjang dan bambu pendek yang digunakan dalam permainan ini. Cara bermainnya adalah memukul dan melontarkan bambu pendek dengan bambu yang panjang. Tujuan dari permainan ini adalah untuk menjebak tim lawan agar berhasil menangkap bambu pendek yang dilontarkan. Jika tim penjaga berhasil menangkapnya, maka tim pelempar akan kalah. Permainan ini umumnya dimainkan oleh lebih dari tiga anak
Momobilan
Momobilan adalah permainan yang hanya dimainkan oleh anak laki-laki. Permainan ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk persiapan karena melibatkan pembuatan mobil mini dari bahan-bahan sederhana. Rangka mobil biasanya terbuat dari bambu, roda-roda dari kulit jeruk bali atau sandal karet bekas, dan bodi mobil dari kulit jeruk atau kaleng bekas. Setelah mobil selesai dibuat, anak-anak membawanya keliling kampung, menyusuri pematang sawah dan ladang. Terkadang, permainan ini dilanjutkan pada malam hari dengan mobil mini yang diterangi lilin yang diletakkan di bagian rangka mobil.
Sorodot Gaplok
Sumber: foto
Permainan seru yang lainnya adalah Sorodot gaplok. Permainan ini dimainkan menggunakan batu kali pipih yang dilontarkan menggunakan telapak kaki bagian atas ke arah batu lawan. Permainan ini berakhir ketika setiap batu yang telah disusun berhasil dirobohkan oleh kaki pemain.
