Explore Berbagai Tradisi di Kampung Adat Cikareumbi Lembang

Kampung Adat Cikareumbi adalah sebuah kampung di daerah Lembang yang penuh akan tradisi dan budaya. Sebagai salah satu kampung adat Bandung yang terkenal, Cikareumbi menjadi salah satu destinasi wajib para wisatawan. Daerah ini menjadi tempat sempurna bagi Anda yang ingin menyelami tradisi Jawa Barat secara mendalam. Dalam artikel ini kami akan menyajikan berbagai tradisi yang ada di Kampung Adat Cikareumbi Lembang

Popularitas Kampung Adat Cikareumbi Lembang

Kampung Adat Cikareumbi
Tradisi Ruwatan dan Perang Tomat di Kampung Adat Cikareumbi

Dikenal akan keindahan alamnya, Lembang merupakan salah satu daerah yang menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan. Salah satu daerah di kawasan Bandung Barat ini dikenal sebagai kawasan yang tidak pernah sepi pengunjung. 

Dibalik popularitas Lembang, ternyata daerah ini juga menyimpan sebuah Kampung Adat lho! Salah satu kampung adat Lembang ini adalah Kampung Adat CikareumbiKampung Adat Cikareumbi merupakan kampung yang dikenal dengan hasil panennya yang melimpah. Kebun-kebun di Kampung Cikareumbi ini menghasilkan beragam sayuran dengan jumlah yang sangat banyak. 

Nah, dari hasil kebun inilah para masyarakat Cikareumbi sering mengadakan upacara adat sebagai bentuk rasa syukur. Ternyata, berbagai tradisi adat ini justru menjadikan Cikareumbi sebagai kampung adat yang menyimpan warisan budaya berharga. 

Lalu tradisi apa saja yang ada di Kampung Adat Cikareumbi ini? Yuk simak daftarnya di bawah ini!

Tradisi Ngaruwat Bumi

Kampung Adat Bandung
Suasana Tradisi Ngaruwat Bumi

Tradisi pertama yang ada di Kampung Adat Cikareumbi ini adalah tradisi Ngaruwat Bumi. Tradisi ini dilakukan oleh para warga Kampung Cikareumbi saat merasakan adanya perubahan cuaca atau iklim. 

Karena penghasilan para warga berasal dari hasil panen kebun, maka para warga akan mengandalkan cuaca yang mendukung. Cuaca dan lingkungan yang baik akan mendukung hasil panen mereka, sehingga masyarakat perlu merawatnya dengan mengadakan tradisi ngaruwat bumi ini. 

  • Waktu Pelaksanaan 

Nah, untuk waktu pelaksanaan tradisi ngaruwat bumi ini juga tidak boleh sembarangan. Para warga akan menyepakati terlebih dahulu waktu yang tepat pelaksanaannya. Pada waktu yang sudah ditentukan ini para petani akan sepakat untuk tidak pergi ke kebun, melainkan bersama-sama melakukan ruwatan bumi. 

Lalu, hari dilaksanakannya ngaruwat bumi ini juga tidak boleh sembarangan. Kegiatan ini akan dilaksanakan awal pekan antara hari Senin hingga Kamis. Tradisi ini tidak bisa dilakukan diluar hari-hari tersebut. Karena para tetua disana menganggap bahwa hal tersebut merupakan sebuah larangan.

  • Rangkaian Pelaksanaan Tradisi 

Dalam tradisi ngaruwat bumi ini para warga di Kampung Adat Cikareumbi akan menggunakan pakaian adat khas Sunda. Pada hari pelaksanaan tradisi ini para warga mulai dari orang tua, remaja, hingga anak kecil akan berkumpul di jalanan kampung.

Acara ini akan dimulai dengan warga yang akan berbaris untuk mengikuti arak-arakan menuju Gunung Hejo. Gunung Hejo sendiri merupakan sumber mata air yang berjarak 7 kilometer dari perkampungan. Gunung yang satu ini dipercaya merupakan sumber mata air untuk daerah Bandung Barat. 

Setelah sampai di Gunung Hejo para warga akan bekerja sama untuk membersihkan daerah mata air tersebut. Selain kegiatan ini, di sini para sesepuh juga akan memberikan persembahan dengan menyembelih seekor kambing. 

Baca Juga: Apa Itu Tradisi Sisingaan? Budaya Jawa Barat yang Punya Nilai Historis Tinggi

Tradisi Hajat Buruan

Kampung Adat Cikareumbi
Antusiasme Masyarakat Saat Hajat Buruan

Tradisi selanjutnya yang ada di Kampung Adat Cikareumbi ini adalah Tradisi Hajat Buruan. Tradisi ini akan dilakukan tepat setelah dilakukannya ngaruwat bumi tadi. 

Hajat Buruan dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur warga karena hasil panen mereka yang melimpah.  Kegiatan ini adalah sebagai bentuk rasa syukur serta bertujuan untuk menggali potensi budaya disana. 

Sang Kepala Desa berkata bahwa tradisi ini sudah dilakukan leluhur mereka sejak tahun 1970 hingga saat ini.

  • Rangkaian Pelaksanaan Tradisi

Pada hari pelaksanaan tradisi Hajat Buruan para warga akan mengenakan pakaian adat. Untuk perempuan mereka akan mengenakan kebaya. Sedangkan untuk lelaki mengenakan baju pangsi. 

Selain pakaian adat tadi mereka juga mengenakan berbagai aksesoris pada tubuh. Aksesoris ini dibuat sendiri menggunakan hasil panen mereka berupa sayuran. Biasanya aksesoris ini dibuat dari beberapa sayuran seperti terong, tomat, buncis, dan masih banyak lagi. 

Sebagai ucapan syukur atas hasil panen mereka yang melimpah, para warga juga membuat tumpeng yang terbuat dari hasil panen. Berbagai sayuran hasil panen akan disusun di atas wadah, dan dihias sebaik mungkin. Kemudian tandu berisi tumpeng ini akan diarak para warga keliling kampung. 

Selain tumpeng tadi, sisingaan (boneka singa) juga akan diarak dalam acara ini. Dalam tradisi Hajat Buruan ini para warga juga akan menari diiringi alunan musik sunda sepanjang jalannya. 

Seperti layaknya pesta adat, dalam tradisi Hajat Buruan sukacita para warga memenuhi rangkaian kegiatan. Mereka sangat antusias untuk mengikuti tradisi yang diadakan satu tahun sekali ini. 

Tradisi Perang Tomat

Kampung Adat Cikareumbi
Perang Tomat Lembang

Masih dalam rangkaian acara yang sama, tradisi Kampung Adat Cikareumbi selanjutnya adalah Perang Tomat. Dalam rangkaian tradisi Ngaruwat Bumi, Perang Tomat ini berperan sebagai hiburan acara. 

Tidak hanya sebagai hiburan saja, tetapi tradisi yang satu ini juga memiliki makna lho! Tujuan diadakannya Perang Tomat adalah sebagai bentuk pembersihan diri dari hal buruk. Perang Tomat ini dapat menjadi ekspresi untuk membuang sial dan sifat buruk diri manusia. 

Lalu bagaimana kira-kira kira-kira pelaksanaan tradisi Perang Tomat ini? Yuk simak informasinya di bawah ini!

  • Rangkaian Pelaksanaan Tradisi

Sebelum tradisi Perang Tomat ini dimulai para panitia sudah terlebih dahulu menyiapkan tomat-tomat dalam jumlah yang banyak. Namun, tomat-tomat yang digunakan ini sudah busuk ya, jadi sudah tidak layak untuk dikonsumsi lagi.

Tomat-tomat dalam jumlah yang banyak ini akan ditampung di wadah besar yang terbuat dari bambu. Segala perlengkapan dalam tradisi ini biasanya akan terbuat dari anyaman bambu dan merupakan kreativitas para warga kampung sendiri. 

Biasanya, para warga yang berpartisipasi akan menggunakan pakaian hitam. Selain itu ada juga beberapa partisipan yang akan mengenakan topeng dan tameng yang terbuat dari anyaman bambu. 

Saat tradisi sudah dimulai para peserta akan mulai melempar tomat pada satu sama lain. Tomat-tomat ini akan digunakan sebagai peluru untuk menyerang. Untuk menambah keseruan ini, alunan musik juga ikut serta dimainkan sepanjang jalannya kegiatan. 

Nah, meskipun terlihat seperti perang, tetapi Tradisi Perang Tomat ini bukan pertarungan yang bersifat serius ya! Seperti tujuannya, Perang Tomat ini merupakan sebuah hiburan bagi para warga. Jadi, tidak ada pertarungan sesungguhnya maupun amarah dalam tradisi Perang Tomat ini. Justru, jalannya kegiatan akan dipenuhi kegembiraan dan tawa para warga di Kampung Adat Cikareumbi. 

Baca Juga: Mengenal Tradisi Unik di Bandung Barat, Perang Tomat Lembang

Itulah tadi berbagai tradisi yang ada di Kampung Adat Cikareumbi Lembang. Berbagai tradisi tadi merupakan bagian dari tradisi Bandung yang wajib untuk dilestarikan keberadaanya. Jangan lupa untuk tetap menjaga dan melestarikan bagian dari budaya asli Indonesia ini ya!